Selasa, 23 Februari 2016

Si Bayi Arwana Siap Melihat Dunia

Kapan baby arwana ini siap melihat dunia? Sudah mandiri tanpa bantuan bapaknya? Siap belajar berenang, makan dan mencari pasangannya sendiri? Dan bagaimana membantunya keluar dari bapaknya?


Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk mempersingkat waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati – hati dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.

Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva dapat mencapai 25 – 30 ekor.

Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45 x 45 x 90 cm. Temperatur air 27 – 29 C menggunakan pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/l) menggunakan aerator bukaan kecil.Untuk mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90 – 100%.

Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu pertama selama kuning telur habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil. Pada minggu kedelapan, kuning telur hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan. Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau  berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat berenang bebas.

Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana. Larva yang telah mencapai panjang 10 – 12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau rucah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.

Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada akuarium  ukuran 75x45x45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2 – 3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharan 6 ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat berkurang.   Untuk merangsang keluarnya warna yang bagus dan pembentukan kromatofora, perlu diberikan pencahayaan buatan minimal 10 – 12 Jam per hari. Manipulasi pencahayaan sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik.

Pakan hidup yang merupakan  jenis pakan utama bagi ikan karnivora ini hendaknya bervariasi untuk menekan resiko kekurangan gizi tertentu. Beberapa pakan yang sering diberikan adalah ikan hidup, udang hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga (jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ ulat (cacing cutera, cacing tanah, cacing darah, ulat  hongkong) dan kodok. Penggunaan pakan hidup perlu didahului dengan tindakan karantina yang memadai untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang berasal atau hidup dalam air seperti udang, ikan atau kodok. Hindari memberikan serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal dari area tercemar insektesida.


Sebelum memberikan pakan hidup, bagian – bagian tubuh pakan yang diperkirakan dapat melukai mulut ikan dibuang terlebih dahulu, seperti kaki belakang kecoa dan jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala) udang. Arwana yang mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama, akan kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar