Kapan baby arwana ini siap melihat dunia? Sudah mandiri tanpa bantuan
bapaknya? Siap belajar berenang, makan dan mencari pasangannya sendiri? Dan
bagaimana membantunya keluar dari bapaknya?
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk
mempersingkat waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut
pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati – hati dengan jaring halus
lalu diselimuti dengan handuk katun untuk menghindari ikan memberontak dan
terluka.
Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian
bawah mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan
diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva dapat mencapai 25 – 30 ekor.
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam
akuarium berukuran 45 x 45 x 90 cm. Temperatur air 27 – 29 ◦C menggunakan pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5
ppm (mg/l) menggunakan aerator bukaan kecil.Untuk mencegah infeksi akibat
penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik
pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan
dapat berenang adalah 90 – 100%.
Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa
minggu pertama selama kuning telur habis, biasanya larva hampir selalu berada
pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning
telur mengecil. Pada minggu kedelapan, kuning telur hampir terserap habis
sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup
pertama harus mulai diberikan. Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu, kuning telur terserap
secara penuh dan larva dapat berenang bebas.
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak
ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana. Larva yang telah mencapai
panjang 10 – 12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau
rucah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara
terpisah pada akuarium ukuran 75x45x45
cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2 – 3 ekor arwana
dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat agresif akan menyebabkan
perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharan 6 ekor sekaligus, karena sifat
agresif arwana menjadi sangat berkurang.
Untuk merangsang keluarnya warna yang bagus dan pembentukan kromatofora,
perlu diberikan pencahayaan buatan minimal 10 – 12 Jam per hari. Manipulasi
pencahayaan sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik.
Pakan hidup yang merupakan jenis
pakan utama bagi ikan karnivora ini hendaknya bervariasi untuk menekan resiko
kekurangan gizi tertentu. Beberapa pakan yang sering diberikan adalah ikan
hidup, udang hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga
(jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ ulat (cacing cutera, cacing tanah, cacing
darah, ulat hongkong) dan kodok.
Penggunaan pakan hidup perlu didahului dengan tindakan karantina yang memadai
untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang berasal
atau hidup dalam air seperti udang, ikan atau kodok. Hindari memberikan
serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal dari area
tercemar insektesida.
Sebelum memberikan pakan hidup, bagian – bagian tubuh pakan yang
diperkirakan dapat melukai mulut ikan dibuang terlebih dahulu, seperti kaki
belakang kecoa dan jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala) udang. Arwana yang
mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama, akan kehilangan nafsu makan selama
beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar